Review LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Provinsi DIY Tahun 2013
Dari 17 Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur tahun 2013, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa 16 IKU telah memenuhi kriteria tinggi (2 IKU) maupun bahkan, lebih banyak yang masuk kriteria sangat baik (14 IKU) . Satu IKU yaitu “Persentase satuan pendidikan yang menerapkan model pendidikan berbasis budaya” belum menentukan target kinerjanya, karena adanya proses transisi dari RPJMD 2009-2013 ke RPJMD 2012-2017. Transisi ini membutuhkan penyesuaian indikator kinerja yang baru akan dihitung mulai tahun 2014, khususnya untuk jumlah sekolah yang menjadi sasaran pembinaan model pendidikan berbasis budaya dan model unggulan mutu pendidikan.
Untuk 2 IKU yang masuk kriteria baik, adalah IKU “Lama Tinggal Wisatawan Nusantara” yang realisasinya mencapai 79.50% dari target, dan IKU “Lama tinggal wisatawan mancanegara” yang mencapai 88,37% dari target. Tantangan utama yang dihadapi menunjukkan bahwa diperlukan upaya yang lebih serius untuk memasarkan dan mengembangan berbagai destinasi wisata di DIY, selain mendorong lingkungan yang mendukung ( enabling environment ) seperti ketersediaan transportasi, perhotelan dan penguatan serta pelibatan masyarakat lokal dalam pengembangan budaya dan pariwisata.
Sementara 14 IKU yang lain, pencapaiannya masuk kategori sangat baik yaitu indikator yang pencapaiannya ≥ 91%. Sebanyak 8 IKU diantaranya memiliki kinerja sangat baik (91-100) yaitu:
Kedua, hal ini juga bisa diartikan, pentingnya koordinasi dan sinergi antara Pemda DIY dengan berbagai unsur baik Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah DIY, daerah yang berbatasan dengan DIY maupun juga dengan pihak-pihak di luar pemerintah. Beberapa sasaran seperti peningkatan pendapatan, pengurangan ketimpangan dan peningkatan jumlah dan lama tinggal wisatawan menunjukkan pentingnya kontribusi dan koordinasi dengan dunia usaha dan juga masyarakat. Tanpa koordinasi dan sinergi yang dibangun dengan sungguh-sungguh dan berpijak pada pengakuan dan penghargaan akan kontribusi berbagai pihak ini, upaya-upaya mencapai sasaran dan indikator kinerja akan menjadi lebih sulit untuk dicapai. Bagi instansi di lingkungan Pemda DIY sendiri, ini bisa berarti perlunya peningkatan efektivitas dan pencapaian kinerja sehingga beberapa tantangan ini bisa dijawab.
Di luar IKU, pencapaian kinerja pemerintah daerah juga ditunjukkan oleh pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Indeks Pembangunan Gender (IPG). Trend dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pencapaian IPM dan IPG di DI Y menunjukkan kecenderungan yang positif karena nilainya selalu meningkat, walaupun masih menyisakan persoalan kesenjangan gender dalam hal pencapaian angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan sumbangan pendapatan. Untuk pencapaian target MDGs, dari 41 indikator, sebanyak 34 indikator telah dan akan tercapai pada tahun 2015. Diantara 34 indikator ini, sebagian indikator bahkan sudah tercapai saat ini sebelum tahun 2015 yang menjadi tahun pencapaian tujuan MDGs. Beberapa indikator di bidang pendidikan telah menunjukkan pencapaian yang baik, seperti pencapaian angka melek huruf usia 15-25 tahun, ataupun rasio angka partisipasi murni baik perempuan dan laki-laki di jenjang pendidikan SD dan SLTP. Namun demikian, beberapa indikator diperkirakan tidak akan bisa tercapai pada tahun 2015, seperti penurunan angka kemiskinan, kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS, serta indikator untuk penurunan emisi karbon dan kawasan lindung perairan. Beberapa indikator ini perlu menjadi perhatian dari program dan kegiatan pada tahun yang akan datang.
Dari 17 Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur tahun 2013, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa 16 IKU telah memenuhi kriteria tinggi (2 IKU) maupun bahkan, lebih banyak yang masuk kriteria sangat baik (14 IKU) . Satu IKU yaitu “Persentase satuan pendidikan yang menerapkan model pendidikan berbasis budaya” belum menentukan target kinerjanya, karena adanya proses transisi dari RPJMD 2009-2013 ke RPJMD 2012-2017. Transisi ini membutuhkan penyesuaian indikator kinerja yang baru akan dihitung mulai tahun 2014, khususnya untuk jumlah sekolah yang menjadi sasaran pembinaan model pendidikan berbasis budaya dan model unggulan mutu pendidikan.
Untuk 2 IKU yang masuk kriteria baik, adalah IKU “Lama Tinggal Wisatawan Nusantara” yang realisasinya mencapai 79.50% dari target, dan IKU “Lama tinggal wisatawan mancanegara” yang mencapai 88,37% dari target. Tantangan utama yang dihadapi menunjukkan bahwa diperlukan upaya yang lebih serius untuk memasarkan dan mengembangan berbagai destinasi wisata di DIY, selain mendorong lingkungan yang mendukung ( enabling environment ) seperti ketersediaan transportasi, perhotelan dan penguatan serta pelibatan masyarakat lokal dalam pengembangan budaya dan pariwisata.
Sementara 14 IKU yang lain, pencapaiannya masuk kategori sangat baik yaitu indikator yang pencapaiannya ≥ 91%. Sebanyak 8 IKU diantaranya memiliki kinerja sangat baik (91-100) yaitu:
- Peran serta dan apresiasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya meningkat
- Rata-rata lama sekolah
- Pendapatan perkapita pe rtahun (ADHK) (Juta)
- Indeks Ketimpangan Antar Wilayah
- Indeks Ketimpangan Pendapatan
- Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
- Opini pemeriksaan BPK
- Persentase Peningkatan Kualitas Lingkungan
- IKU mencapai lebih dari 100% dari target yang ditetapkan untuk tahun 2013.
- Derajat partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian Budaya
- Angka Melek huruf
- Angka Harapan Hidup
- Jumlah wisatawan nusantara
- Jumlah wisatawan mancanegara
- Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap RTRW Kab/Kota dan RTRW Provinsi meningkat.
Kedua, hal ini juga bisa diartikan, pentingnya koordinasi dan sinergi antara Pemda DIY dengan berbagai unsur baik Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah DIY, daerah yang berbatasan dengan DIY maupun juga dengan pihak-pihak di luar pemerintah. Beberapa sasaran seperti peningkatan pendapatan, pengurangan ketimpangan dan peningkatan jumlah dan lama tinggal wisatawan menunjukkan pentingnya kontribusi dan koordinasi dengan dunia usaha dan juga masyarakat. Tanpa koordinasi dan sinergi yang dibangun dengan sungguh-sungguh dan berpijak pada pengakuan dan penghargaan akan kontribusi berbagai pihak ini, upaya-upaya mencapai sasaran dan indikator kinerja akan menjadi lebih sulit untuk dicapai. Bagi instansi di lingkungan Pemda DIY sendiri, ini bisa berarti perlunya peningkatan efektivitas dan pencapaian kinerja sehingga beberapa tantangan ini bisa dijawab.
Di luar IKU, pencapaian kinerja pemerintah daerah juga ditunjukkan oleh pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Indeks Pembangunan Gender (IPG). Trend dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pencapaian IPM dan IPG di DI Y menunjukkan kecenderungan yang positif karena nilainya selalu meningkat, walaupun masih menyisakan persoalan kesenjangan gender dalam hal pencapaian angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan sumbangan pendapatan. Untuk pencapaian target MDGs, dari 41 indikator, sebanyak 34 indikator telah dan akan tercapai pada tahun 2015. Diantara 34 indikator ini, sebagian indikator bahkan sudah tercapai saat ini sebelum tahun 2015 yang menjadi tahun pencapaian tujuan MDGs. Beberapa indikator di bidang pendidikan telah menunjukkan pencapaian yang baik, seperti pencapaian angka melek huruf usia 15-25 tahun, ataupun rasio angka partisipasi murni baik perempuan dan laki-laki di jenjang pendidikan SD dan SLTP. Namun demikian, beberapa indikator diperkirakan tidak akan bisa tercapai pada tahun 2015, seperti penurunan angka kemiskinan, kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS, serta indikator untuk penurunan emisi karbon dan kawasan lindung perairan. Beberapa indikator ini perlu menjadi perhatian dari program dan kegiatan pada tahun yang akan datang.